TERNATE - Beberapa komoditas pangan pokok, seperti sayuran dan cabai beberapa bulan terakhir ini tengah mengalami kenaikan harga akibat musim hujan.
Pantauan Suara Indonesia.co.id di sejumlah pasar tradisional di Kota Ternate kenaikan drastis terjadi pada harga Cabai rawit dan cabai keribo yang menyentuh harga 65 ribu perkilo. Harga tersebut naik 60 persen dibanding sebelumnya yakni 25 ribu perkilo. Kenaikan juga terjadi pada lemon nipis yang mencapai 68 ribu perkilo dari harga sebelumnya yang hanya 15 ribu perkilo. Begitu juga harga tomat naik dari 5ribu perkilo menjadi 22 ribu perkilonya.
Tingginya harga pangan membuat sejumlah Ibu Rumah Tangga (IRT) mengeluh.
"Harga rica, lemon, tomat semua naik drastis. Cukup memberatkan. Yang dulu ke pasar belanja hanya 200ribu sekarang harus mengeluarkan uang dua kali lipat." ujar Fatmah salah satu IRT di pasar Gamalama Ternate.Kamis (12/11/2020)
Naiknya harga juga dikeluhkan sejumlah pedagang bumbu yang mengaku bahan makanan tersebut mudah rusak dan otomatis tidak memiliki daya simpan yang lama sehingga harus cepat dijual.
"Mahalnya rampa rampa (rempah) dipengaruhi musim hujan, banyak petani mengeluh tanamannya busuk, sehingga stok menurun. Kalaupun ada stok kami harus cepat menjualnya karena takut busuk," papar Mail, salah satu pedagang Bawang Rica Tomat (Barito) di pasar Gamalama Ternate.
Akademisi Fakultas Ekonomi Unkhair, Prof Nonce Hasan mengatakan persoalan harga pangan juga dipengaruhi oleh elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED) adalah ukuran respons perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan.
"Kenaikan harga naik turun bersifat alami melihat dari ketersedian dan penawaran. Hal yang dikhawatirkan adalah tingkat kenaikan harga yang relatif tinggi dengan terus menerus dalam jangka waktu panjang, maka akan berdampak pada masyarakat maupun perekonomian secara." jelas Nonce Hasan yang juga Dekan Fakultas Ekonomi Unkhair Ternate.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Babullah Ternate menyebutkan curah hujan untuk beberapa wilayah di Maluku Utara masih tergolong tinggi. Rilis yang dikeluarkan BMKG Rabu (11/11/2020) menyebutkan potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih terjadi di wilayah Waittina, Mangoli dan meluas hingga Wrda, Patani, Morotai, Dorume, Jailolo, Wasile, Bacan, Obi dan Taliabu. Dimana sebagian daerah tersebut merupakan daerah pertanian seperti cabai dan sayuran. (uci)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi